Bukit Shafa dan Marwah, Simbol Ketaatan Seorang Ibu
- azar907
- Oct 31, 2014
- 1 min read
Bukit Shafa dan Marwah memiliki peranan penting dalam pelaksanaan ibadah haji karena ibadah Sa’i dilaksanakan di tempat ini. Sa’i yang secara bahasa artinya berusaha, dilakukan dengan cara berjalan bolak-balik dari bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali.
Jarak antara Bukit Shafa dan Marwah sekitar 450 meter. Pada mulanya, kedua bukit ini terpisah dari bangunan Masjid Al-Haram, namun karena renovasi dan perluasan yang dilakukan terus menerus oleh pemerintah Arab Saudi, kini Bukit Shafa dan Marwah telah menyatu dengan bangunan Masjid Al-Haram.
Sejarah Shafa dan Marwah berawal ketika Nabi Ibrahim AS membawa istrinya Siti Hajar dan anak pertamanya Ismail ke Baitullah. Diriwayatkan, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk pergi dari Baitullah dan meninggalkan Siti Hajar dengan Ismail berdua di gurun yang panas. Dengan penuh ketaatan, Siti Hajar ikhlas ditinggalkan suaminya karena ia yakin jika Allah yang memerintahkan, maka Dia tidak membinasakan Siti Hajar dan Ismail.
Suatu ketika di tengah panas teriknya matahari di gurun pasir, Ismail menangis karena kehausan. Siti Hajar berusaha mencari air untuk minum Ismail. Ia berlari ke Bukit Shafa untuk melihat siapa tahu ada khafilah yang melintas dan mau menolong mereka. Karena tidak ada siapapun yang melintas, Siti Hajar kemudian berlari ke Bukit Marwah dan melakukan hal yang sama, namun tetap tidak ada yang melintas. Ia melakukannya sebanyak tujuh kali hingga akhirnya tanpa disangka-sangka justru sebuah mata air menyembur tepat di samping Ismail.
Sejak saat itulah, daerah yang dulunya gersang mulai didatangi oleh banyak orang dan mereka mulai mendirikan tempat tinggal di sana. Karena ketabahan dan kerja keras Siti Hajar, mata air zamzam bisa memenuhi kebutuhan banyak orang sehingga padang pasir yang gersang kini jadi tujuan umat Islam seluruh dunia.
Sumber: Infomakkah.com
