top of page

Peradaban Islam Di Istanbul Turky

  • Writer: azar907
    azar907
  • May 1, 2013
  • 2 min read

Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Jauh sebelum Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah Al-Rasyidah, kemudian khalifah bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha kearah itu. Namun, baru pada masa kerajaan Turki Usmani usaha itu berhasil.

Setelah Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu kota kerajaan Turki Usmani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani (Romawi). Dalam penataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja, seperti yang dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran Islam yang menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi kebebasan kepada penganut agama Kristen, misalnya untuk memilih dan menentukan patriach. Penduduk Istanbul memang heterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun 1477 adalah sebagai berikut: Muslim 8951 rumah tangga (60%), penganut Kristen Ortodoks (Yunani) 3151 rumah tangga (21,5%), Yahudi 1647 rumah tangga (11%), dan lain-lain 1054 rumah tangga (7.5%). Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu menjadi sebuah Negara adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebagai sebuah kerajaan Islam terbesar pada saat itu, maka raja-rajanya juga memakai gelat khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini.

Sebagai ibu kota, disinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan. Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Kemudian sejak mereka pertama kali masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu, prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hokum. Huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.

Kekuasaan tertinggi memang beradadi tangan sultan, tetapi roda pemerintahan dijalankan oleh Shadr Al-A’zham (perdana menteri) yang berkedudukan di ibu kota. Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri, seringkali justru diserahkan kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat menyatakan diri secara formal masuk Islam.

Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia, setelah penaklukan diubah menjadi sebuah mesjid agung yang terpenting di Istanbul. Masjid-masjid yang penting lainnya adalah Masjid Agung Al-Muhhamadi, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib Bayazid dengan gaya Persia, dan masjid Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid, para sultan juga mendirikan istana-istana dan villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya.

Masjid Biru
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
Informasi Umroh

EKO PURWANTO

WA : 087875620061

Telp : 021 460 11 75

 

Umroh
Muslim Tour
Artikel

SATRIANI WISATA

Jl. Raya Penggilingan No. 7 Cakung Jakarta Timur

Telp. 021 460 11 75 - 0858 11 9000 10

Email. Satrianiwisata@yahoo.com

 

© 2014 by Zaki Al Faraby. - Satriani Wisata

bottom of page