Cahaya Kesuksesan Seorang Gadis
- Weriyan Juniaika Saputry
- Apr 28, 2015
- 9 min read

“Kecil-kecil punya KARYA” “Bukan punya MASALAH”
Pernah dengar kata “Di balik gelap ada cahaya putih” itu artinya “Di balik kesulitan ada kesuksesan di luar dugaan”.
Kata-kata itu cocok buat cerita gadis kecil ini, namanya Putry. Cerita dia dari susah sampe sukses karna do’a dan usahanya. Tak ada yang tau takdir Allah ke depannya. Yang kecilnya pengamen karna do’a dan usahanya bisa jadi Mentri. Ada juga yang kecilnya hidup enak karna terlalu menganggap dunia dan takdir Allah remeh jadi pemulung.
Kita sebagai manusia harus pandai-pandai bersyukur atas apa yang Allah berikan. Karna Allah senang dengan hambanya yang pandai bersyukur.
“SEDERHANA”
Aku lahir dari keluarga sederhana dan tidak mewah. Keluargaku penuh kedekatan. Setiap hari pasti ada tawa di antara aku dan keluargaku.
Seperti biasa tepat pukul 06:41 aku berangkat sekolah. Aku sekolah di sekolah sederhana. Aku memiliki banyak teman, namun yang paling dekat dengan ku “Riani, Anggraini, Sonia, Silva, Ita, dan Bila” mereka selalu ada dengan ku dan mereka selalu membantuku.
Aku dekat dengan guru-guru di sekolahku. Aku bukan anak yang pandai dalam pelajaran. Tapi aku lebih pandai di bidang lain. Aku selalu tampil dengan gayaku yang sederhana dan serba pink.
“AWAL PERJUANGAN”
Bel masuk di sekolah sudah berbunyi aku dan teman-teman langsung bergegas ke kelas masing-masing. Aku, Riani, Sonia, dan Silva ke kelas atas , sementara Anggraini, Ita, dan Bila ke kelas bawah.
Aku mengikuti pelajaran seperti biasa , hingga bel istirahat berbunyi, Aku langsung bertanya sama Riani “Kita makan apa nih?” penuh rasa penasaran sambil menahan lapar. “Lihat di bawah dulu yuk!“, jawab Riani “Yaudah deh“, Aku langsung on the way ke bawah sama Riani. Dan langsung membeli jajanan buat mengganjal perutku yang six pack (boong deng hehe).
Aku dan teman-teman sibuk makan sambil ngobrol dan berangan-angan nanti kalo sudah besar mau jadi apa. Silva bertanya ke anak-anak “Eh kalo udah pada gede pada mau jadi apaan?” Riani jawab paling pertama “Gue mau masuk akutansi, soalnya gue suka ngitung” dengan PeDe-nya. Lalu Ita juga menjawab “Gue pengen jadi apa ya? Bingung gue” Anggraini juga menjawab “Gue juga pengen masuk akutansi nih, ngikutin kaka gue” Bila cuma diam, dia bingung mao jadi apa nanti, Aku menjawab “Kalo gue bingung mau jadi apa, tapi kalo buka toko kue yang gede, enak kali ya? Seru pasti”. Bila menjawab “Iya tuh setuju gue, pasti seru kalo kita buka toko kue”. Silva dan yang lain juga akhirnya setuju.
Aku mulai punya ide buat mengumpulkan uang jajan. Dari pada buat beli yang gak jelas. Akhirnya aku mulai menabungnya di celengan pink kesayanganku.
“AWAL NABUNG GODAANNYA BANYAK”
Awal nabung itu suliiiiit banget! Ada aja godaannya. Gak kerasa udah lumayan lama, setelah 3 bulan, gak kerasa ternyata setelah dihitung-hitung uangku sudah terkumpul Rp 500.000,- Aku seneng banget! Soalnya kemungkinan buat buka toko kue udah makin besar! Yaaah… Walau gak terlalu besar tapi aku tetap yakin bisa buka toko kue.
Hari itu aku liat tas lucu banggeett... Aku sudah pingin beli aja, tapi Aku nanya dulu sama temenku yang bernama Indah. “Ndah, tas itu lucu banget ya.. gambar Hello kitty warnanya pink lagi!” sambil menujuk tas. “Beli lah” jawab Indah singkat. “Gue sih punya duit tapi duit itu buat buka toko kue kan?”. Jawabku bingung. “Ya jangan dong! itu kan harapan lo Ty masa gugur cuma gara-gara tas sepele kayak gitu” jawab Indah meyakinkan Aku. “Iya sih. Yaudah deh kapan-kapan aja belinya”. Jawabku sedikit kecewa. “Udah woles aja Ty, pabriknya bikin banyak kok gak satu doang” jawab Indah berusaha bikin aku percaya. “Oke deh!”, jawabku dengan yakin.
Semakin lama uangku yang terkumpul semakin banyak hingga mencapai Rp 2.000.000,- . Cobaan juga semakin banyak. Biasalah anak cewe gak bisa lihat yang lucu-lucu. Tapi teman-temanku tetap meyakinkanku agar tetap mempertahankan uang itu dan menambahkannya.
Aku mengumpulkan uang dengan susah payah dengan semangat dan kepercayaan dari teman- teman, juga dukungan dari orang tua. Sampai akhirnya uang yang aku tabung mencapai Rp 4.000.000,-. Kemungkinan buat toko kue semakin besar!
“MAMAH DAN AYAH BERPISAH”
Akhir-akhir ini mamah sama ayah sering bertengkar. Aku dan adikku khawatir terjadi perceraian di antara mereka. Mereka bertengkar tanpa sebab yang aku dan adik aku gak tau. Mereka bertengkar hampir setiap hari yang akhirnya membuat mereka berdua bercerai. Aku kaget dan syok banget ketika tahu mereka berdua bercerai. Aku tertekan banget, aku ngerasa sendiri dan semua kebahagiaan yang Aku punya menghilang begitu saja.
Aku inget dengan uang yang aku punya itu, karna saat itu aku putus asa aku mau belanjain uang itu untuk hal-hal negatif yang katanya bisa bikin semua hilang. Tanpa berfikir lagi aku pengen beli apa yang aku mau. Tapi aku beruntung punya teman-teman yang baik yang mampu membujuk aku untuk kembali ke niat awal, kembali ke jalan positif. Mereka datang tepat waktu ketika aku belum masuk ke jalur negatif mereka sudah mencegahku. Aku pernah cerita kepada temanku tentang masalah yang sedang aku hadapi dan masalah yang buat aku seperti ini. “Ni, lo mao tau cerita kenapa gue kaya gini?” tanya Aku pada Riani. “Cerita aja Ty. Gue siap denger cerita lo” jawab Riani. “Tapi jangan bilang-bilang ya, ini pribadi”. Jawabku ragu. “Tenang gue bisa jaga rahasia kok”. Jawab Riani. “Yaudah gue cerita, mamah sama ayah gue cerai. Dan gue ngerasa kebahagiaan yang gue punya ngilang gitu aja”. Ceritaku pada Riani. “Ya ampun sabar ya Ty. Itu cobaan buat lo, itu bukti kalo Allah sayang sama lo”. Jawab Riani dengan nada pelan dan berusaha mengerti. “Makasi ya Ri, lo dah ngertiin gue”, jawabku. “Iya sama-sama. That’s what are friend supposed to do”. Jawab Riani penuh senyum. Aku pun kembali seperti dulu walaupun di dalam hatiku masih tidak bisa mengontrol emosi dan masih gampang bete. “TAK SEMUDAH MEMBALIKAN TANGAN”
Hari itu Aku coba buat menghitung uang yang ada di celengan pink-ku. Tanpaku sangka uangku sudah mencapai Rp 5.500.000,-! Ya Allah aku gak nyangka banget!
Aku langsung cerita ke mamah, dan kata mamah: “Wah bagus dong, nanti mamah tambahin deh biar cepet kumpul”. Jawab mamah. “Makasih ya mah”. Jawab aku seneng.
Besoknya di sekolah Aku tabrakan sama cowo manis dan sepertinya dia baik. “Adduuuhhh” teriak aku sambil menahan sakit. “Maaf, gue gak liat, soalnya tadi gue buru-buru”. Jawabnya. Saat aku lihat dia, aku cuma bisa diam sambil berkata: “Subahanaallah, nanti ya empat tahun lagi”. Kataku sambil senyum-senyum. “Apaan?”. Tanya dia kaget. “Eh mm...aksud...nya namanya siapa?”. Tanyaku refleks. “Oh, nama gue Nady” jawab dia penuh senyum. “Oh, yaudah kalo gitu gue ke atas dulu ya. Bye!” Jawabku sambil pergi ninggalin dia. “Eh tunggu, nama lo siapa?” Tanya dia teriak. “Putry” sambil berlari ke kelas dengan wajah yang senyum-senyum. Riani menanyaiku: “Napa lo senyum-senyum?”. “Gak ada apa-apa kok. Eh tau gak uang gue buat buka toko dah nyampe Rp 5.500.000,- tau!” Jawabku senang. “Iya? Wah bagus dong”. Jawab Riani. Tapi orang yang tidak senang kepadaku mendengar. Si Omat sama Iyo langsung komen dan motong pembicaraan aku sama Riani: “Yaelah, gaya banget lo mau buka toko kue, bisa bikin kue juga kaga lo!” Sewot Omat. “Gue bisa bikin kue bahkan lebih enak dari yang di supermarket”. Jawabku. “Yaelah, apa yang lo rasa sih? Masih bocah aja gaya banget mau buka toko”. Sewot Iyo. “Liat aja nanti”. Jawabku simpel.
Gara-gara itu Si Iyyo sama Omat jadi sering ngeceng-cengin aku. Siska pun tau kalo Omat sama Iyo gak seneng sama aku dan teman-teman. Akhirnya Siska mengajak Si Omat dan Iyo kerja sama buat ngerjain aku dan teman-teman. Saat itu aku sama temen-temen lagi ngerencanain buat jalan-jalan pas weekend, biar gak boring di rumah. “Weekend nanti kemana nih ?” tanya silva. “Nonton bioskop aja yuk!” Jawab Anggraini. “Ke kotu aja!” Sahut Sonia. “Ke mall aja yuk!” Sahut Bila. “Makan aja di KFC!” Jawab Ita. “Nongkrong aja di Sevel!” saut Riani. “Kita ke taman monas aja yuk, nanti kita selfie di sana bareng-bareng”. Sahut aku. “ih, kayanya seru tuh. Boleh”. Jawab Silva. “Pada setuju gak ??” tanya aku pada teman-teman. “SETUJU!!” Jawab mereka serentak.
“Oke, nanti kita rencanain semuanya ya”. Jawab aku dan Silva.
Tapi aku dan teman-teman sadar ternyata Rina, Omat, dan Iyo mendengarkan pembicaraan kami. Dan ternyata mereka mengatur rencana buat ngerjain aku dan teman-teman. Rencana mereka siapkan dengan, matang yang akhirnya...
“COBAAN DATANG LAGI”
Weekend pun datang...
Semua teman-teman lagi pada sibuk smsan buat nanya-nanya. Bawa apa? Pake baju apa? Pokoknya super ribet deh! Tepat pukul 06.40 kita On the way naik busway. “passssuuukkkaaann!!” teriak Silva. “BERANGKAT!!” Jawab kami serentak. Setelah lama di perjalanan, akhirnya sampai di Taman Monas. Padahal baru sampe tapi langsung pada selfie, emang gokil deh.
Kami langsung menggelar tikar kecil yang ada di dalam tas Bila. Dan kami juga langsung meletakan bekal yang kami bawa di atas tikar. Setelah rapih semua langsung diam sambil lirik-lirikan. Silva pun menghitung “1...2...3... Seerrrrbbuu!!” Kami langsung menyerbu makanan sambil foto-foto buat kenang-kenangan.
Kami tertawa bersama, bahagia bersama, lucu-lucuan bersama, menikmati tiap detik kebersamaan. Tapi tanpa aku dan teman-teman sadari, ada yang telah merencanakan hal licik untuk aku dan Silva. Setelah semua puas makan, kami langsung jalan-jalan sekalian selfie. Belum keluar taman, ada yang aneh dengan lubang di depanku. Firasatku udah gak enak aja. Tepat ketika aku mau melangkah menuju lubang itu, ada yang tertabrak mobil tepat di seberang jalan sebelum lubang itu. Dan ternyata yang tertabrak adalah Siska. Sekujur tubuhnya penuh darah, aku dan teman-teman langsung minta tolong dan memanggil ambulans. Kita langsung ke rumah sakit. Ada yang naik ambulan ada juga yang naik mobil polisi.
Setelah sampai di rumah sakit tepatnya di ruang UGD, Siska mengatakan sesuatu kepada aku dan teman-teman. “Putry... Silva... Sonia... Riani... Anggraini... Bila... Ita.. Gue minta maaf sama kalian... uhuk... gue..e.. udah... ja..hat sama.. ka..lian... gu..e minta... maaf... ya”. Dengan nada lemah dan sedikit terbatuk. “Iya, kita maafin kok Sis. Kita kan teman” jawab Silva perwakilan dari teman-teman. “Gu..e...sa...yang..ka...lian..te...man” Jawab Siska dengan nada semakin lemah.
Dengan tetesan air mata, aku dan teman-teman jawab “Iya Sis, kita juga”. Dengan nada sesak. “Ma....ka...sih...ya”. Siska langsung memejamkan mata dengan perlahan dan… Nnnnnuuuuutttt layar monitor pendeteksi jantung terdengar keras dan tinggal garis lurus”. Kami hanya menangis dan merasa tidak sangka. Dengan rasa berduka kami pulang dan langsung mengantar jenazah ke pemakaman.
Tidak mudah melupakan orang yang dekat dengan kita dan saat itu ia telah pulang ke pelukan Allah swt. Berita itu cepat tersebar di sekolah. Banyak yang merasa kehilangan dan kami berduka. “MULAI TERLIHAT TITIK TERANG”
Sebenarnya aku lupa dengan celengan pinkku. Tapi ketika kubuka lemari yang berisi barang-barang berharga miliku, aku langsung ingat dengan celengan pink itu. Aku coba mengintip uang yang ada di dalamnya dan ternyata sudah Rp 10.000.000,-. Ya Allah! Antara gak disangka, bingung, senang, kok bisa secepat itu? Padahal terakhir aku hitung cuma ada Rp 5.500.000, selebihnya dari mana coba? Masa datang sendiri ? Kan gak mungkin. Aku coba buat tanya sama mamah, dan kata mamah itu mamah yang ngisi pake uang sisa belanja mamah. Soalnya kata mamah aku akhir-akhir ini udah jarang ngisi celengan itu, jadi mamah yang ngisi. Hari itu juga aku coba buat nanya-nanya toko kecil di sekitar jalan. Ternyata mahal-mahal banget. Aku udah mau nyerah aja, abis mahal banget. Aku tanya ke ayah “Yah, toko di pinggir jalan itu mahal banget ya?”. Tanyaku pada ayah. “Emang knpa?”. Tanya ayah. “Uty mau buka toko kue, udah ada modalnya tapi gak punya tempat. Jadi gak jadi deh”. Jawabku putus asa. “Kalo mau toko itu tinggal bilang aja, itu toko punya ayah kok”. Jawab ayah. “Iya? Uty mau! Boleh kan yah?” Tanyaku. “Iya, nanti dicat dulu ya”. Jawab ayah. “Oke deh”. Jawabku. Secara diam-diam aku beli semua keperluan sama Indah. Dari mulai oven, bahan-bahan kue, meja, kursi, sampai hiasan dinding. Akupilih nuansa putih, pink, biru laut untuk took kue kami, jadi kesannya tenang. Dan toko kue siap “diluncurkan”. Semua sudah siap. Aku dan Indah langsung membuat kue untuk persiapan besok. daftar menu di buat seunik mungkin, contohnya : Puding cake mblaem-mblaem, Oren juice acikiwir. Semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu besok, dan kami telah mempersiapkan pembukaan toko dengan memanggil tim hadroh dari majelis Nurul Qolbi.
“YANG DITUNGGU TIBA”
Waktu menunjukan pukul 07:00. Semua persiapan direkap ulang. Semua kue yang kemaren aku dan Indah buat dipajang di toko. Tim hadroh dari majelis nurul Qolb’i juga sudah hadir. Semua sudah benar-benar selesai, pita peresmian sudah dipasang, semua undangan sudah datang. Dari teman-teman SD, SMP semua datang dan di situ Nady datang. Peresmian pun di mulai, nama toko terpampang indah di atas toko. Semua yang mamah impikan. Ayah juga hadir di situ. “Dengan BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM… pengguntingan pita toko kue GLOW SUN di buka”. Ucap mamah dengan semangat. Semua makan kue sepuasnya. Tim hadroh dari majelis nurul Qolb’i mengiringi peresmian. Nady mengulurkan tanggan sambil bilang: “Selamat ya Putry, semoga bisa lebih sukses lagi”. Aku membalas ulurannya sambil bilang “Iya makasih ya. Amin”. Teman-temanku yang lain berbisik-bisik, dan secara serentak mereka bilang “Ciiieeeeee, hahaha”. Aku cuma tersipu malu. Aku sangat bangga. Di usiaku yang masih tiga belas tahun ini aku bisa membuka toko kue sendiri. Kecil sih, tapi aku yakin suatu saat hal kecil ini akan menjadi lebih besar, mamah dan ayah pun akan bangga melihatku. Semua berkat do’a mamah dan dukungan dari orang-orang terdekatku. Inilah yang di namakan “Kesuksesan Kecil Seorang Gadis” -THE END-
Written by: Weriyan Juniaika Saputry

Makasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca karya saya yang tidak sempurna ini. saya butuh komentar anda untuk menyempurnakan karya saya yang selanjutnya. J Terimakasih:
Bu Anne Rufaidah yang sudah mau meluangkan waktu untuk mendukung karyaku dan mendukungku untuk sukses mudaJ
Guru-guruku yang telah menjadi inspirasi untuk sukses.
Teman-teman sudah mengizinkan namanya di pakai dalam karya saya ini.